Jumat, 31 Agustus 2012

kONSEP GLOBALISASI

                                                   KONSEP GLOBALISASI       







1. Globalisme

     Konsep ini terwujud dari hasil studi tentang bumi sebagai suatu bentuk “sphaira” atau bola,
bumi sebagai bagian dari tata-surya. Bentuk bumi seperti itu (speroid), peredarannya, dan 
 hubungannya dengan matahari, menghasilkan kejadian-kejadian penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup yang lain. Inklinasi sumbu-sumbu dan revolusi bumi mengelilingi matahari menghasilkan musim dan zona iklim; rotasi bumi menimbulkan gejala siang-malam, mempengaruhi gerakan air dan udara. Studi tentang globe sebagai model (miniatur) dari bumi memberikan dasar pengertian tentang grid-paralel dan meridian, yang selanjutnya memberikan pengertian tentang waktu, letak geografis, hakikat skala, distorsi peta.
Pengetahuan tentang hubungan bumi-matahari, grid, skala, distorsi peta itu sangat mendasar bagi geografi.


2. Diversitas dan Variabilitas

     Gejala-gejala permukaan bumi tidak sama dan tidak tersebar merata, menimbulkan kebedaan atau diversitas dari tempat ke tempat. Ada tiga buah konsep penting yang berkaitan dengan pengertian diversitas tersebut, yaitu pola, kebedaan areal, dan regionalisasi.

A. Pola

     Gejala-gejala alam yang tersebar tidak merata pada permukaan bumi membentuk aneka ragam pola yang digambarkan pada peta dalam berbagai ragam skala. Contohnya : pola iklim dunia, pola persebaran gunung-api, pola pengaliran sungai Jeneberang, pola okupasi manusia (berladang, bertani, berdagang, industri), pola pemukiman, pola lalu-lintas, dsb. Pola-pola dari berbagai ragam gejala tersebut dapat digolong-golongkan dan dipelajari secara sistematis. Gabungan dari berbagai macam pola di suatu tempat atau wilayah akan menentukan ciri-ciri tertentu dan memberikan corak khas dari berbagai area. Keadaan areal yang berbeda-beda tersebut menjadi perhatian para ahli geografi.

B. Kebedaan Areal

     Kebedaan areal merupakan konsep dasar geografi. Pada umumnya kebedaan areal tersebut mengacu kepada variabilitas dari permukaan bumi. Tidak ada dua tempat atau kawasan di dunia ini yang identik sama.
Geografi terwujud karena hasrat manusia untuk mengerti tentang kebedaan (diversitas) dari permukaan bumi, yaitu kebedaan areal. Dunia ini terdiri dari tempat-tempat dan kawasan yang berbeda satu sama lain sebagai akibat dari kejadian paduan (konfigurasi) gejala-gejala yang berada di atasnya.


C. Regionalisasi

     Sungguhpun tidak ada dua tempat yang persis sama, namun ada wilayah-wilayah geografis yang sedikit-banyak memiliki kesamaan. Wilayah yang relatif sama atau homogen itu disebut kawasan atau region.
Lingkup kawasan (region) ditentukan oleh dasar alasan yang berbeda-beda, tergantung tujuan penyelidikan. Ada yang dasarnya kesamaan tunggal, misalnya penduduk; ada yang berdasarkan kesamaan jamak seperti iklim, vegetasi serta pertanian. Kawasan juga dapat disatukan berdasarkan intensitas hubungan. Kawasan fungsional demikian itu, contohnya sebuah pusat perdagangan di sebuah kota. Batas-batas kawasan merupakan zona yang relatif sempit (jadi bukan garis), dimana beberapa gejala atau kombinasi beberapa gejala menandai batas tersebut. Kedudukan batas-batas kawasan dapat berubah-ubah dari tempat ke tempat. Regionalisasi merupakan alat untuk dapat melakukan deskripsi dan memiliki pengertian tentang aneka-ragam kawasan dalam kurun waktu tertentu. Adapun geografi yang mempelajari kawasan atau region tersebut diberi nama Geografi Wilayah atau Geografi Regional
.

3. Lokasi Keruangan dan Areal

a. Ruang-bumi

    Aristoteles percaya bahwa ruang merupakan kondisi logis bagi tercapainya gejala-gejala. Newton menganggap ruang sebagai “wadah” dari obyek. Berkley melihat ruang sebagai konsep mental berdasarkan koordinasi penglihatan dan pendengaran kita. Leibniz mengartikan nilai sebagai suatu gagasan yang kita ciptakan agar dapat menstruktur hubungan di antara obyek-obyek yang kita pelajari. Bila obyek ditiadakan, maka ruang akan lenyap. Jadi menurut Leibniz, ruang bersifat subyektif dan relatif. Pernyataan kita tentang ruang sangat berbeda-beda berdasarkan latar-belakang ilmu pengetahuan yang kita miliki.
Bagi geografi, yang dimaksud dengan ruang ialah ruang bumi, dan yang diartikan sebagai “wadah” dari gejala-gejala maupun sebagai ciri dari obyek atau gejala-gejala yang secara subyektif kita ciptakan. Ruang bumi diisi oleh segala macam benda, obyek, atau gejala material dan non material yang terwujud pada permukaan bumi. Asosiasi yang kompleks dari perwujudan berbagai gejala material dan non material itu merupakan hasil dari proses perubahan yang kontinyu (berkelanjutan) merupakan hasil proses dari urutan-urutan kejadian. Ada proses fisik, proses biotik, dan juga proses budaya. Proses-proses tersebut saling berinteraksi membentuk aneka ragam paduan (konfigurasi) gejala pada permukaan bumi, merupakan sistem manusia-lingkungan (men-environment system) yang disebut juga sebagai sistem keruangan (spatial system).


b. Situs

    Situs (site) erat hubungannya dengan suatu gejala pada suatu letak fisis (physical setting) pada areal yang ditempatinya. Karena itu untuk mengerti tentang situs perlu pula mengerti tentang gejala-gejala fisis yang terdapat pada setiap kawasan atau region.
Gejala-gejala yang biasanya diselidiki oleh geografer dalam menguraikan dan menilai suatu situs ialah:


1) Bentuk-bentyuk permukaan (dataran rendah, pebukitan, pegunungan, lembah, plato, pulau, semenanjung, dsb.).

2) Perairan (perairan air sungai dan air laut, drainage, sungai, danau, rawa, lautan, dsb.).


3) Iklim (suhu, kelembaban, angin, curah hujan).


4) Tanah dan materi tanah.


5) Vegetasi (hutan, padang rumput, sabana, mangrove, dsb.).
 

 6) Mineral (minyak bumi, batubara, emas, dsb.).

7) Situasi (situation), menjelaskan gejala dalam hubungannya dengan gejala lain. Misalnya 

hubungan tempat dengan tempat. Dalam hal ini diperlukan konsep jarak dan arah, juga hubungan fungsional antar tempat atau wilayah.
Isi lokasi bukanlah sekedar posisi atau kondisi atau situasi arah dan jarak yang menyangkut tempat atau wilayah, tetapi juga menyangkut persebaran dari gejala-gejala pada permukaan bumi.


C. Ketersangkutpautan (interelatedness)

     Para ahli geografi percaya akan adanya kebersangkut-pautan di antara tempat-tempat pada permukaan bumi dan gejala-gejala pada suatu area. Istilah-istilah seperti interdependensi, interkoneksi, interaksi keruangan, dan assosiasi areal menguraikan dan menjelaskan saling hubungan antar tempat dan antar gejala pada permukaan bumi.

1) Assosiasi areal

    Assosiasi areal menyatakan identifikasi kepada hubungan sebab akibat (kausalitas) antara gejala manusia dengan lingkungan fisiknya, yang menimbulkan ciri-ciri yang berbeda-beda pada berbagai tempat dan wilayah. Preston James menganggap konsep ini sebagai inti dari mana teori-teori geografi terbentuk. Penekanan dari konsep assosiasi ialah menunjuk kepada adanya kombinasi atau paduan (konfigurasi) dari gejala-gejala yang dapat menimbulkan kebedaan dari tempat ke tempat. Contoh sederhana dari peristiwa ini ialah hubungan antara persebaran penduduk dengan faktor kelembaban lingkungan.

2) Interaksi keruangan

     Merupakan saling hubungan antara gejala-gejala pada tempat-tempat dan area-area yang berbeda-beda di dunia. Semua tempat pada permukaaan bumi itu diikat oleh kekuatan alam dan manusia (sumberdaya alam dan sumberdaya manusia). Terjadi gerak dari gejala-gejala tersebut dari tempat ke tempat; udara, air laut, tumbuhan dan hewan, serta manusia. Setiap kejadian berkenaan dengan hal itu akan mencerminkan adanya interaksi antar tempat. Manusia sebagai     “pencipta” ilmu dan teknologi mampu berinteraksi dan bergerak dalam ruang secara leluasa melalui komunikasi dan transportasi. Migrasi dan bentuk-bentuknya misalnya terjadi di mana-mana dan menimbulkan dampak baik positif maupun negatif terhadap kehidupan sosio-budaya manusia. Semua itu menimbulkan peredaran/sirkulasi gejala-gejala secara intensif di seluruh ruang di dunia. 


(a) Peredaran atau sirkulasi : menyangkut gerak dari gejala fisik, manusia, barang, dan gagasan (ide) ke seluruh penjuru dunia. Meliputi antara lain difusi kebudayaan, distribusi, perdagangan, migrasi, komunikasi dan lain sebagainya.

(b) Interdependensi : Merupakan bentuk saling-hubungan karena peredaran gejala-gejala. Dalam interdependensi, kadar ikatannya lebih kuat dan lebih nyata daripada peristiwa interrelasi. Dunia sekarang sebenarnya merupakan masyarakat-masyarakat dunia dengan saling ketergantungan yang kuat di antara negara-negara (Asean, MEE, PBB).


(c) Perubahan : Salah satu aspek paling penting di dalam geografi dunia ialah ciri dinamika dari gejala-gejala. “Panta Rhei” kata Heraklites, yang artinya “semua mengalir”. Memang di dunia ini tidak ada yang diam mutlak; apakah itu gejala alami maupun gejala buatan manusia. Manusia bersama alam mengubah ciri-ciri dari bumi.
Geografi merupakan studi tentang masa kini. Tetapi untuk mengetahui masa sekarang, perlu mengetahui pula masa lalu (sejarah). Dalam hal ini geografi melakukan rekonstruksi kejadian-kejadian. Perubahan yang tercantum pada peta menunjuk kepada perubahan tempat dan wilayah pada permukaan bumi.
Erat hubungannya dengan konsep perubahan, ialah konsep proses. Proses ialah kejadian yang berurutan yang menimbulkan perubahan, dalam batas waktu tertentu. Permukaan bumi ini menjadi begitu kompleks karena adanya proses-proses dalam berbagai tingkat dan tempo (Preston James). Ada tiga macam proses, yaitu proses fisik, proses biotik, dan proses sosial. Di dalam geografi ketiga macam proses tersebut dalam kenyataannya adalah satu proses utuh; penggolongan tersebut (analisis kategori) hanya berlaku dalam penyelidikan dan kajian saja.


e. Wilayah Kebudayaan
Salah satu konsep dari Geografi modern ialah menyangkut penyesuaian dan pengawasan manusia (kontrol) terhadap lingkungan fisiknya. Keputusan yang diambil manusia tentang penyesuaian dan pengawasan terhadap lingkungan fisis tersebut sangat ditentukan oleh pola kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing masyarakat. Kebudayaan dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara sempit sebagai aspek yang menarik seperti kesenian, tata-krama, ilmu dan teknologi. Secara luas kebudayaan diartikan sebagai hasil dari daya akal atau daya budi manusia yang merupakan keseluruhan yang kompleks menyangkut pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, hukum dan lain-lain. Kemampuan atau kebiasaan yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat (E.B.Taylor).
Di dalam Geografi, kebudayaan diartikan secara luas. Herskovits mengartikannya sebagai “man-made part of the environment”, sedang C.Kluckhohn sebagai “way of live”. P.V. de la Blache menyebutnya sebagai “genre de vie”, yaitu tipe-tipe proses produksi yang dipilih manusia dari kemungkinan-kemungkinan yang diberikan oleh tanah, iklim, dan ruang yang terdapat pada suatu wilayah atau kawasan, serta tingkat kebudayaan (dalam arti sempit) di wilayah tersebut.

(buta geografi). Bahwa semua cabang ilmu pengetahuan empiris yang masing-masing mempelajari gejala (phenomena) di permukaan bumi tanpa memahami dan peduli sistem interrelasi, interaksi, dan interdependensi bagian permukaan bumi (space, area, wilayah, kawasan) itu dengan manusia pasti akan membuat kerusakan di muka bumi.
Geografi tetap konsisten dengan obyek studinya yaitu melihat satu kesatuan komponen alamiah dengan komponen insaniah pada ruang tertentu di permukaan bumi, mengkaji faktor alam dan faktor manusia yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang bersangkutan. Geografi pun mengajarkan kearifan teknologi dalam mengelola alam lingkungan hidupnya manusia.

KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI
Konsep esensial merupakan konsep-konsep penting yang perlu diketahui dan dikuasai peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan di setiap jenjang pendidikan. Dalam mengkaji objek geografi di kenal sepuluh konsep dasar yaitu sebagai berikut:


a. Konsep Lokasi
    Secara pokok dapat dibedakan antara pengertian lokasi absolut dan lokasi relatif . Lokasi Absolut menunjukan letak yang tetap terhadap system grid (kisi-kisi) atau koordinat. Sedangkan lokasi relatif artinya lokasi yang berubah-berubah berkaitan dengan keadaan sekitarnya.

b. Konsep Jarak
    Jarak merupakan faktor pembatas yang bersifat alami. Jarak berkaitan dengan lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan.

c. Konsep Keterjangkauan
    Keterjangkauan (accessibility) tidak selalu berkaitan dengan jarak, tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya sarana angkutan dan komunikasi yang dapat dipakai.

d. Konsep Pola
    Pola berkaitan dengan susunan, bentuk, atau persebaran fenomena dalam ruang muka bumi, baik fenomena yang bersifat alami maupun fenomena social budaya.

e. Konsep Morfologi
    Morfologi menyangkut bentuk lahan yang berkaitan dengan erosi dan pengendapan, penggunaan lahan, tebal tanah, ketersediaan air, serta jenis vegetasi yang dominan.

f. Konsep Aglomerasi (menggerombol)
   Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang bersifat menggelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit karena paling menguntungkan.

g. Konsep Kegunaan
    Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka bumi bersifat relatif, artinya tidak sama bagi setiap orang atau golongan penduduk.

h. Konsep Interaksi dan Interdependensi
    Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi objek atau tempat satu dengan yang lain.Oleh karena itu, senantiasa terjadi interaksi atau bahkan interdependensi antara yang satu dan yang lain.

i. Konsep Diferensiasi Areal
    Di setiap tempat atau wilayah, terwujud hasil integrasi berbagai unsure atau fenomena lingkungan baik bersifat alam maupun kehidupan.

j. Konsep Keterkaitan Keruangan
    Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan menunjukan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di suatu tempat atau ruangan, baik yang menyangkut fenomena alam, tumbuh-tumbuhan, maupun sosial.

Geografi dalam Konsep
Konsep merupakan pola dalam bentuk pengertian abstraksi. Pola abstrak itu sendiri, terdapat dalam gejala geografi, yang akan kita pelajari. Selain itu, selain pola abstrak yang terdapat dalam gejala geografi, juga terdapat pula gejala nyata.
Gejala geografi itu sendiri, gelaja geografi yang ada disekitar kita merupakan hasil keselurahan interrelasi keruangan antara faktor fisik dan non-fisisk.

Di dalam mempelajari konsep georgrafi terdapat istilah Konsep Esensial Geografi. Konsep Esensial tersebut ada 10 macam konsep.


10 Macam Konsep Esensial Geografi tersebut, yaitu sebagai berikut dan akan diubahas secara satu persatu.


1.Konsep Lokasi
   Konsep Lokasi dalam geografi, menganalisis aspek positif dan aspek negatif suatu tempat yang ada di permukaan bumi.
Konsep lokasi biasanya digunakan untuk menjawab pertanyaan “Where” (dimana) lokasi suatu tempat.

Konsep lokasi dalam geografi dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :

1)Lokasi Absolut, yaitu lokasi suatu wilayah yang didasarkan pada garis lintang dan garis bujur.
Contoh : Secara Astronomis lokasi negara Indonesia terletak antara 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT.
2)Lokasi Relatif, yaitu suatu lokasi wilayah di permukaan bumi yang sifatnya dapat berubah-ubah, karena dipengaruhi oleh daerah-daerah yang ada di sekitarnya.
Contoh : Tanah yang ada di lokasi daerah perkotaan biasanya mempunyai harga lebih mahal, daripada di desa.


2.Konsep Jarak
Jarak merupakan pembatas yang mempunyai sifat alamiah
Jarak mempunyai kaitan dengan lokasi dan upaya dalam pemenuhan kebutuhan pokok kehidupan manusia.

Contoh :
    1)Tanah yang jaraknya jauh dari jalan raya, harganya lebih murah.
    2)Jarak tempuh untuk menyangkut bahan baku ke pabrik, mempengaruhi besar biaya angkut.
    3)Rumah yang jaraknya dekat dengan pusat kota, harganya lebih mahal, dan seterusnya.


3.Konsep Keterjangkauan

   Keterjangkauan mempunyai kaitaan dengan kondisi yang ada di permukaan bumi ini. Misalnya, suatu daerah tradisonal karena kondisi permukaan buminya menyebabkan suatu daerah tersebut sulit untuk dijangkau.
Keterjangkauan pada umumnya, tergantung pada kondisi permukaan buminya suatu daerah tersebut.
Dan pada umumnya pula, keterjangkauan tersebut akan berubah perlahan sejalan dengan berkembangnya perkembangan ilmu-ilmu, seperti Ilmu Ekonomi, Ilmu Komunikasi, Teknologi (IPTEK), dan Transportasi.

Contoh :
     1)Desa yang dikelilingi rawa-rawa dan hutan-hutan, biasanya sulit untuk dijangkau daripada    desa yang terletak di tepian pantai-pantai.
     2)Suatu penduduk yang tinggal hidup di dalam hutan-hutan belantara yang besar, akan sulit untuk dijangkau.
     3)Kota-kota yang berada pada dataran tanah (bumi) yang strategis akan mudah sekali untuk dijangkau.


4.Konsep Pola

   Pola mempunyai kaitan dengan ketergantungan pada bentuk-bentuk fenomena geografi yang telah ada di bumi (permukaan bumi).
Di dalam mempelajari ilmu Geografi, terdapat mempelejari pola-pola bentuk dan pola-pola persebaran fenomena geografi.
Contohnya :
     1)Pola persebaran pemukiman di daerah pegunungan telah didominasi oleh pola yang menyebar (memencar).
     2)Pola sungai-sungai yang ada pada daerah lipatan-lipatan pada umumnya berpola trellis.
     3)Pola persebaran penduduk di daerah perkotaan di dominasi oleh pola mengumpul (menyatu).


5.Konsep Morfologi

   Konsep morfologi mempunyai kaitan dengan bantuk muka (permukaan) bumi, sebagai hasil dari adanya tenaga-tenaga endogen dan eksogen.

Contohnya :
     1)Dataran rendah sepanjang pantai utara Jawa telah didominasi oleh perkebunan-perkebunan tebu.
     2)Dataran tinggi di daerah puncak Bogor, lahannya banyak telah dimanfaatkan untuk perkebunan teh.
     3)Dataran sedang di provinsi-provinsi Jawa, banyak digunakan sebagai kota-kota besar.


6.Konsep Anglomerasi

Anglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang mempunyai sifat mengelompok pada suatu wilayah tertentu, yang relatif sempit, tetapi juga yang paling menguntungkan.

Contoh :
     1)Di pulau Kalimantan, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok sepanjang aliran sungai.
     2)Di pulau Irian Jaya, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok di daerah perhutanan.
     3)Di pulau Jawa, penduduknya umumnya mengelompok-ngelompok di daerah pusat-pusat kota (perkotaan)


7.Konsep Nilai Kegunaan

   Nilai Kegunaan merupakan fenomena geografi atau sumber daya yang ada di permukaan bumi ini yang mempunyai sifat relatif antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya.

Contoh :
     1)Hutan memiliki nilai kegunaan bagi pecinta alam, dibandingkan pelajar.
     2)Laut memiliki nilai kegunaan bagi para nelayan, dibandingkan dengan petani.
     3)Pegunungan memiliki nilai kegunaan bagi para petani, dibandingkan nelayan.


8.Konsep Interaksi

Interaksi merupakan hubungan timbal balik antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala-gejala, kenapakan, dan permasalahan baru.
Dalam Konsep Interaksi ini, gejala-gejala yang satu dengan gejala-gejala yang lainnya, saling tergantung satu sama lain.

Contoh :Interaksi kota-desa terjadi, karena adanya perbedaan potensi alam. Misalnya, desa menghasilkan bahan baku, sedangkan kota menghasilkan barang industri. Karena kedua wilayah saling membutuhkan, maka terjadilah interaksi.

9.Konsep Diferensiasi Area Diferensiasi Area berkaitan dengan perbedaan corak antar wilayah di permukaan bumi.

     Konsep Diferensiasi Area ini, digunakan untuk mempelajari perbedaan gejala geografi antara wilayah yang satu dengan yang lain di permukaan bumi.

Contoh :Jenis tanaman yang di budidayakan, antara dataran tinggi akan berbeda dengan jenis tanaman di dataran rendah. Contoh yang rinci, terdapat pada klasifikasi iklim Junghuhn, yaitu :
     a)Zona dengan ketinggian 0 – 700 m, jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu tebu, kelapa, jagung, dan padi.
     b)Zona ketinggian 700 –1.500 m, jenis tanaman yang dibudidayakan yaitu, teh, kopi, ckolat, tembakau, dan kina.
     c)Zona dengan ketinggian 1.500 – 2.500 m, jenis tanaman yang dibudidayakan, yaitu pinus, dan cemara.
     d)Zona dengan ketinggian lebih dari 2.500 m, jenis tanaman didominasi oleh lumut.

Selain itu, Konsep Diferensiasi Area dapat juga digunakan untuk melihat jenis mata pencaharian penduduk, misalnya penduduk yang tinggal di daerah pantai dominan bermata pencaharian nelayan, berbeda dengan penduduk yang tinggal di dataran rendah cenderang bermata pencaharian sebagai petani.

10.Konsep Keterkaitan Ruang Keterkaitan ruang 

     menunjukkan derajat keterkaitan persebaran antara fenomena yang satu dengan yang lain, baik yang menyangkut fenomena fisik maupun non-fisik.
Contoh : Wilayah pedesaan dengan perkotaan. Misalnya, penduduk kota memerlukan bahan pangan dari desa, sebaliknya penduduk desa perlu memasarkan hasil alamnya ke kota.

1. Konsep Esensial Geografi

    Konsep adalah pengertian dari sekelompok fenomena/gejala-gejala, sehingga dapat
dipakai untuk menggambarkan berbagai gejala/fenomena yang sama. Ada 10 konsep
esensial (dasar) geografi, yaitu:


a. Konsep Lokasi; yaitu letak di permukaan bumi, misalnya Gunung Bromo ada/
terletak di Jawa Timur.


b. Konsep Jarak; yaitu jarak dari satu tempat ke tempat lain. Jarak dibagi menjadi
jarak absolut dan jarak relatif. Jarak absolut merupakan jarak yang ditarik garis
lurus antara dua titik. Dengan demikian jarak absolut adalah jarak yang
sesungguhnya. Jarak relatif adalah jarak atas pertimbangan tertentu misalnya
rute, waktu, biaya, kenyamanan dsb. Misalnya jarak Jakarta ke Bandung 180 km
atau Jakarta – Bandung dapat ditempuh dalam waktu 3 jam melewati Puncak.
Kedua hal ini merupakan contoh jarak relatif berdasarkan pertimbangan rute
dan waktu.


c. Konsep Keterjangkauan; yaitu mudah dijangkau atau tidaknya suatu tempat,
misalnya dari Jakarta ke Kota Cirebon lebih mudah dijangkau dibandingkan
dengan dari Jakarta ke Pulau Kelapa (di kepulauan Seribu) karena kendaraan
Jakarta – Cirebon lebih mudah didapat dibandingkan dengan Jakarta – Pulau
Kelapa.


d. Konsep Pola; yaitu persebaran fenomena antara lain misalnya pola pemukiman
yang menyebar, yang berbentuk garis dan sebagainya.


e. Konsep Morfologi; yaitu bentuk lahan, misalnya dalam kaitannya dengan erosi
dan sedimentasi.


f. Konsep Aglomerasi; yaitu pola-pola pengelompokan/konsentrasi. Misalnya
sekelompok penduduk asal daerah sama, masyarakat di kota cenderung
mengelompok seperti permukiman elit, pengelompokan pedagang dan
sebagainya. Di desa masyarakat rumahnya menggerombol/mengelompok di
tanah datar yang subur.


g. Konsep Nilai Kegunaan; yaitu nilai suatu tempat mempunyai kegunaan yang
berbeda-beda dilihat dari fungsinya. Misalnya daerah wisata mempunyai
kegunaan dan nilai yang berlainan bagi setiap orang. Tempat wisata tersebut
belum tentu bernilai untuk pertanian atau fungsi lainnya.


h. Konsep Interaksi dan Interdependensi; yaitu keterkaitan dan ketergantungan
satu tempat dengan tempat lainnya. Misalnya antara kota dan desa sekitarnya
terjadi saling membutuhkan.


i. Konsep Deferensiasi Areal; yaitu fenomena yang berbeda antara satu tempat
dengan tempat lainnya atau kekhasan suatu tempat.


j. Konsep Keterkaitan Keruangan (Asosiasi); yaitu menunjukkan derajad
keterkaitan antar wilayah, baik mengenai alam atau sosialnya.
Berikut ini contoh pengembangan konsep geografi dalam uraian yang lebih lengkap,
dengan mengambil salah satu konsep yaitu aglomerasi pemukiman.
Pola persebaran pemukiman berbeda-beda, hal ini disebabkan keadaan wilayah yang
berbeda-beda pula. Persebaran pemukiman itu antara lain disebabkan oleh adanya
sungai atau jalan raya, pusat kegiatan ekonomi, adanya daerah tambang, pola
penggunaan tanah, alasan keamanan dan sebagainya.
Pola persebaran pemukiman dapat ditinjau dari dua aspek yaitu kejarangannya dan
bentuknya. Kejarangannya terdiri dari menggerombol (clustered), menyebar tak teratur
(random) dan teratur (regulair).

Pengertian Konsep Geografi
Konsep geografi(Nursid Sumaatmadja) adalah pola abstrak yang berkenaan dengan gejala-gejala konkret tentang Geografi. Pada dasarnya konsep geografi terbagi ke dalam dua bagian, yaitu sebagai berikut

1.Konsep Geografi secara Denotatif

   Konsep Geografi secara denotative dapat menjelaskan berbagai pengertian gejala Geografi berdasarkan definisi atau kamus. Contoh : Erosi merupakan proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alami dari suatu tempat ke tempat lain oleh suatu zat pengangkut yang bergerak di atas permukaan bumi.

2. Konsep Geografi secara Konotatif

   Konsep Geografi konotatif memiliki arti yang lebih luas dibandingkan dengan arti secara harfiah. Di dalamnya menyangkut semua aspek yang berhubungan dengan konsep yang dibahas antara lain persebarannya, faktor pendorongnya, jenisnya, dan proses pembentukannya. Konsep Geografi bermanfaat untuk membimbing kita dalam berfikir dari sudut pandang Geografi. Berikut ini akan dijelaskan tiga pendapat yang mengungkapkan tentang konsep Geografi :
Konsep Geografi Menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI)
Konsep Lokasi adalah konsep utama yang akan digunakan untuk mengetahui fenomena geosfer dan konsep yang digunakan untuk menjawab pertannyaan where(dimana) terjadinya fenomena. Konsep lokasi dibagi atas : – Lokasi Absolut Lokasi berdasarkan garis lintang dan garis bujur, dan sifatnya tetap. Contoh : Indonesia terletak di 6˚LU – 11˚LS dan 95˚BT – 141˚ BT – Lokasi Relatif Lokasi yang artinya berubah-ubah karena dipengaruhi daerah sekitar. Contoh : Bagi seseorang yang tinggal di kec. Kepanjen, lokasi Stadion Kanjuruhan tidaklah jauh. Namun menurut orang yang tinggal di kec. Batu lokasi Stadion kanjuruhan cukup jauh.
Konsep Jarak yaitu panjang antara dua tempat. Terdiri antara atas : – Jarak absolute : satuan panjang yang diukur dengan kilometer. -Jarak Relatif : jarak tempuh yang menggunakan satuan waktu.

Konsep jarak berkaitan dengan lokasi, kehidupan social, ekonomi, dan bersifat relative. Jarak juga berpengaruh terhadap harga dan nilai barang. Contoh : o Harga tanah akan semakin mahal jika jaraknya berdekatan dengan jalan raya o Harga produksi pertanian akan lebih mahal di pasar yang letaknya jauh dari dari pusat produksi dari pada pasar yang letaknya lebih dekat dengan tempat produksi

Konsep Keterjangkauan Menyangkut ketercapaian untuk menjangkau suatu tempat, sarana apa yang digunakan, atau alat komunikasi apa yang digunakan dan sebagainya. Contoh: Daerah yang terletak dipedalaman hutanyang lebat akan terisolir dari daerah luar karena tidak adanya akses untuk menuju kesana.

Konsep Pola Pola adalah sesuatu yang berulang sehingga menampakkan suatu bentuk yang konsisten. Konsep pola berkaitan dengan persebaran fenomena geosfer di permukaan bumi. seperti pola aliran sungai, pola pemukiman, lipatan patahan dan lain-lain. Contoh: Pola permukiaman penduduk biasanya terkait dengan ketersediaan SDA, sungai, jalan, dan bentuk lahan.\

Konsep Morfologi Menunjukkan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen yang membentuk dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan. Dengan konsep morfolofi, orang akan mudah memperkirakan potensi lahan tertentu. Contoh : Daerah pegunungan cocok digunakan untuk pertanian dan perkebunan

Konsep Aglomerasi atau Konsep Mengelompok Berkaitan dengan kecenderungan penyebaran obyek geografi di permukaan bumi. Pengelompokan fenomena di suatu kawasan biasanya karena adanya unsur-unsur yang lebih memberi dampak positif Contoh : – Adanya daerah kumuh dan daerah elit – Pengelompokan industry disuatu tempat (aglomerasi industri) – Didaerah pedesaan, pemukiman akan mengelompok di dekat lahan pertanian atau dekat dengan sumber air.
Konsep Nilai Guna Konsep nilai guna, yaitu nilai sesuatu yang ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lokasi, jarak, dan keterjangkauan. Manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk hidup, tidak akan sama pada semua orang.
Konsep Interaksi atau Interdependensi Menyatakan bahwa sesuatu yang ada di permukaan bumi terkait dengan objek lain dan tidak dapat berdiri sendiri. Contoh : interaksi antara desa dengan kota, orang kota membutuhkan bahan pangan dari desa dan sebaliknya orang desa membutuhkan alat-alat elektronik dan alat-alat produksi dari kota. i) Konsep Diferensiasi Areal Konsep diferensiasi areal, yaitu konsep yang memandang bahwa tidak ada suatu ruang di permukaan bumi yang sama. Pasti suatu daerah berbeda dengan daerah lainnya. daerah-daerah yang terdapat di muka bumi berbeda satu sama lain. Dapat dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu wilayah dengan wilayah yang lainnya.

Konsep Keterkaitan Ruang Memandang bahwa setiap kehidupan di suatu ruang tidak terlepas dari kehidupan di ruang sekitarnya. Konsep ini hampir sama dengan konsep interaksi, perbedaannya pada lingkup yang lebih luas. Jadi dapat diartikan sebagai, hubungan antara penyebaran suatu unsur dengan unsur yang lain pada suatu tempat. Contoh: Daerah pantai penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, karena dekat laut. Ruang Kota Jakarta terkait dengan ruang Kota Bandung. Setiap akhir pekan, jalur atau jalan sekitar Puncak-Bogor selalu macet karena banyak orang Jakarta yang ingin berlibur di Bandung.
Konsep Geografi Menurut Henry J.Warman

Henry J.Warman mengemukakan 15 konsep Geografi yang dapat dipergunakan sebagai landasan untuk mengungkapkan gejala-gejala yang terrdapat di permukaan bumi. Dengan demikian, dapat dipahami adanya hubungan sebab-akibat, hubungan fungsi, proses terjadinya gejala, dan masalah-masalah Geografi yang terrdapat dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut :

1) Konsep Regional (Regional concept).

2) Konsep Ruang Kehidupan (Life layer concept).

3) Konsep manusia sebagai makhluk yang paling dominan (Man ecological dominant concept).

4) Konsep Global (Globalism concept).

5) Konsep Interaksi Keruangan (Spatial interaction concept).

6) Konsep Hubungan Antartempat (Areal relationship concept).

7) Konsep tempat yang sama (Areal likenesses concept).

8) Konsep perbedaan tempat (Areal differences concept).

9) Konsep keunikan tempat (Areal uniquenesses concept).

10) Konsep persebaran lokasi (Areal distribution concept).

11) Konsep lokasi relative (Relative location concept).

12) Konsep perbandingan keuntungan (Comperative advantage concept).


13) Konsep perubahan yang terus-menerus (Perpetual transformation concept).

14) Konsep penetapan sumber budaya (Culturally defined resources concept).

15) Konsep Bumi bulat pada bidang datar (Round Earth on flat paper concept).

Konsep Geografi Menurut Getrude WippleGetrude Wipple kemudian menyederhanakan 15 konsep tersebut menjadi lima konsep utama,
yaitu sebagai berikut :


a. Bumi sebagai sebuah planet (The Earth as a planet).

b. Keragaman cara hidup (Varied ways of living).

c. Keragaman region alam (Varied natural regions).
 
d. Arti manfaat region bagi manusia (Significance of region to man).

e. Peranan lokasi dalam memahami berbagai kejadian didunia (The importance of location in understanding world
affairs)

Rabu, 22 Agustus 2012

JENIS-JENIS PORT DAN FUNGSINYA

                            JENIS-JENIS PORT DAN FUNGSINYA

Port adalah suatu celah atau pintu atau lubang pada system komputer sebagai jalur transfer data.

Pada system komputer sebenarnya ada dua jenis Port yaitu :

1.
Port fisik adalah soket atau slot atau colokan yang ada di belakang CPU sebagai penghubung peralatan input-output komputer, misalnya Mouse, keyboard, printer…dll


Berikut yang Termasuk Dalam Port Fisik :



 
   



a. Port Serial
 
Biasa digunakan untuk melakukan tranmisi data yang beroreintasi pada pengiriman sebuah bit per waktu, kareana sifatnya 
 demikian pegiriman data berjalan agak lambat, biasanya digunakan untuk mengoneksi piranti seperti : printer, mouse, 
modem, PLC (programmable Logic controller), pembaca kartu maknetik dan pembaca barcode. Port ini sering dinyatakan dengan nama COM. Konektor yang digunakan adalah RS-232C dengan 9 pin atau 25 pin.
 

b.
Port Parallel
 
Port Parallel atau sering disebut port LPT bekerja atas dasar 8 bit perwaktu, cocok untuk pengiriman data dengan cepat, tetapi dengan kabel yang pendek (tidak lebih dari 15 kaki). Umumnya digunakan untuk printer parallel, hard disk eksternal dan zip drive. Konektor yang digunakan adalah DB-25 yang terdiri dari 25 pin

c.
Port USB
 
Port USB merupakan port yang akhir-akhir ini sangat populer digunakan, yang dapat digunakan untuk menghubungkan berbagai piranti seperti camera digital, printer, scanner, zip drive dan sebagainya, port ini mempunyai kecepatan tinggi bila dibandingkan dengan port serial maupun port paralel.

d.
Port SCSI
 
Port SCSI adalah Small Compter System Interface yang merupakan jenis port yang memungkinkan koneksi antar piranti dalam bentuk sambung menyambung. Port mempunyai kecepatan tinggi, dengan kecepatan tranfernya 32 bit per waktu, biasa digunakan untuk menghubunkan hard drive, scanner, printer dan tape drive, konektor yang digunakan adalah DB-25 dan 50 pin Centronics SCSI.

e.
Port Infra Merah
 
Port ini digunakan untuk mendukung hubungan tanpa kabel, misalnya untuk menghubungkan mouse yang menggunakan infra merah sebagai media tranmisi, mengirim data dari ponsel, dan sebagainya.

f.
Port-Port Lain
 
Banyak port lain yang tidak tergolong pada port-port diatas, misalnya port untuk monitor, port keyboard, port mouse, port speaker, port jaringan, port dll.

2. Port Logika (non fisik)  
 
adalah port yang di gunakan oleh Software sebagai jalur untuk melakukan koneksi dengan komputer lain, tentunya termasuk koneksi internet.

Berikut yang termasuk dalam port logika (non fisik) :

• Port 80, Web Server
 
Port ini biasanya digunakan untuk web server, jadi ketika user mengetikan alamat IP atau hostname di web broeser maka web browser akan melihat IP tsb pada port 80,
• Port 81, Web Server Alternatif
 
ketika port 80 diblok maka port 81 akan digunakan sebagai port altenatif hosting website
• Port 21, FTP Server
 
Ketika seseorang mengakses FTP server, maka ftp client secara default akan melakukan koneksi melalui port 21 dengan ftp server
• Port 22, SSH Secure Shell
 
Port ini digunakan untuk port SSH
• Port 23, Telnet
 
Jika anda menjalankan server telnet maka port ini digunakan client telnet untuk hubungan dengan server telnet
• Port 25, SMTP(Simple Mail Transport Protokol)
 
Ketika seseorang mengirim email ke server SMTP anda, maka port yg digunakan adalah port 25
• Port 2525 SMTP Alternate Server
 
Port 2525 adalah port alternatifi aktif dari TZO untuk menservice forwarding email. Port ini bukan standard port, namun dapat diguunakan apabila port smtp terkena blok.
• Port 110, POP Server
 
Jika anda menggunakan Mail server, user jika log ke dalam mesin tersebut via POP3 (Post Office Protokol) atau IMAP4 (Internet Message Access Protocol) untuk menerima emailnya, POP3 merupakan protokol untuk mengakses mail box
• Port 119, News (NNTP) Server
• Port 3389, Remote Desktop
 
Port ini adalah untuk remote desktop di WinXP
• Port 389, LDAP Server
 
LDAP Directory Access Protocol menjadi populer untuk mengakses Direktori, atau Nama, Telepon, Alamat direktori. Contoh untuk LDAP: / / LDAP.Bigfoot.Com adalaha LDAP directory server.
• Port 143, IMAP4 Server
 
IMAP4 atau Pesan Akses Internet Protocol semakin populer dan digunakan untuk mengambil Internet Mail dari server jauh.Disk lebih intensif, karena semua pesan yang disimpan di server, namun memungkinkan untuk mudah online, offline dan diputuskan digunakan.
• Port 443, Secure Sockets Layer (SSL) Server
 
Ketika Anda menjalankan server yang aman, SSL Klien ingin melakukan koneksi ke server Anda Aman akan menyambung pada port
• 443. This port needs to be open to run your own Secure Transaction server.
 
Port 445, SMB over IP, File Sharing
Kelemahan windows yg membuka port ini. biasanya port ini digunakan sebagai port file sharing termasuk printer sharing, port inin mudah dimasukin virus atau worm dan sebangsanya
• Ports 1503 and 1720 Microsoft NetMeeting and VOIP
 
MS NetMeeting dan VOIP memungkinkan Anda untuk meng-host Internet panggilan video atau lainnya dengan.
• Port 5631, PCAnywhere

• Port 5900, Virtual Network Computing (VNC)
Bila Anda menjalankan VNC server remote kontrol ke PC Anda, menggunakan port 5900
. VNC berguna jika anda ingin mengontrol remote server.
• Port 111, Portmap

• Port 3306, Mysql

• Port 981/TCP.

Demikian penjelasan tentang port-port yang ada di komputer, sekian dan terima kasih ^^